Teruntuk Ibu, Terima Kasih untuk Segalanya

Awal September kemarin jadi penanda hari baru. Setelah 37 tahun lamanya banting tulang, terik dan panas, hujan dan mendung dilewati demi kami, mama memasuki purna bakti.

Ketika kami tumbuh menjadi dewasa, kami baru tahu hidup kadangkala terasa perih, kami juga tahu hidup juga tak selamanya indah. Saat itu juga kami tahu, bahwa ada upaya yang amat keras yang dilakukan seorang ibu kala menghadapi itu semua. Semata-mata dilakukan untuk keluarga agar kehidupan menjadi lebih baik setiap harinya.

Kami, kedua anakmu jadi saksi betapa kerasnya ibu menghidupi kami. Saat kami sedang nyenyaknya-nyenyaknya tidur, ibu sudah terjaga, memanjatkan doa terkhusyuk sebelum hari bermuara.  Selepasnya, ibu harus menahan dingin mempersiapkan segalanya, agar tanggung jawab pekerjaan dan tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga berjalan beriringan. Selepas adzan subuh, ibu sudah di kereta, berkerumun dengan pejuang lainnya semata-mata untuk kami.

Maka di hari ini, izinkan kami untuk mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya. Untuk segala perjuangan, untuk tangis dan gembira yang sudah ditempuh sedemikian rupa agar kami bisa bertumbuh. Semoga apa-apa yang telah ibu berikan pada kami, Allah balas dengan kebaikan dan kegemberiaan tiada terkira setiap harinya. Semoga hasil didikan ibu, doa-doa baik untuk kami, kelak jadi jalan untuk mempermudah langkah menuju surgaNya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karena Untuk Berubah, Kita Butuh Melangkah

Touching Old Blog

Quarter Life Crisis