Karena Untuk Berubah, Kita Butuh Melangkah

Aku merasa hidupku baik-baik saja. Pagi bangun, bersiap menuju kantor atau sekolah, lalu pulang sore dengan letih aktivitas seharian. Besok seperti itu kembali, dan selalu berulang. Hingga tak terasa umurmu berlalu dengan demikian cepat. 

Lalu masalahnya dimana?

Seseorang sedang merasa hidupnya baik-baik saja, dan tanpa sadar terjebak dalam sebuah tempat bernama zona nyaman. Tempat dimana semua baik-baik saja dan siapapun menerima kita apa adanya. Toh tanpa perubahan hidup kita akan baik-baik saja dan tidak mengalami kekurangan. Tapi, itu hanya menurut kita.

Seperti itulah dampak sebuah zona nyaman. Memanjakan dari luar namun sejatinya menghancurkan dari dalam. Sekilas memang indah, hidup bagaikan dalam istana dengan berbagai kenyamanan yang ada. 

Hidup kita akan begitu-gitu saja, tidak membaik secara signifikan. Teman kita akan gitu-gitu aja, tidak mendapat teman baru yang semakin membuat wawasan bertambah hingga hidup akan jadi lebih menarik. kualitas bicara akan gitu-gitu aja, karena kita hanya terbiasa bicara dengan teman lama yang bahasanya dari dulu sampai sekarang sangat jauh dari manfaat, dan pencapaian mimpi kita akan gitu-gitu aja. Intinya adalah kita hanya bertahan di satu tempat sehingga tidak melihat dunia luar. Tolok ukur kita hanya lingkungan sekitar. 

Albert Einstein pernah berujar, "Persoalan perubahan yang dihadapi manusia bukanlah mengadopsi hal-hal baru, melainkan sulitnya membuang kebiasaan lama.

Salah satu alasan yang menghalangi seseorang untuk berubah adalah saat dia merasa ketakutan untuk kehilangan. Karena untuk berubah, kita butuh melangkah, bahasa gaulnya anak-anak kekinian mah move on.

 "Kalau hidup sekedar hidup, babi hutan juga hidup. 
Kalau kerja sekedar kerja, kera juga bekerja." - Buya Hamka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Touching Old Blog

Belajar dari Surat Kabar