Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Catatan Seorang Relawan #2

Gambar
Pengalaman pertama di selatan Jakarta amat menamparku. Menampar untuk menjalani fungsi sosial sebagai manusia, memberi manfaat bagi manusia lainnya.  Pukul 06.30 kami satu persatu tiba di titik kumpul, halte transjakarta Tosari.   Di Hari itu kami mendapat kesempatan untuk membantu teman-teman disabilitas dari Jakarta Barier Free Tourism (JBFT). Menurut pengamatan saya, JBFT itu kumpulan dari beberapa kekhususan disabilitas, seperti tunanetra, tunarungu, hambatan fisik, dan juga pengguna kursi roda.  Mereka berkumpul untuk satu tujuan, menginginkan fasilitas umum di Jakarta yang ramah bagi hak-hak disabilitas. Selama ini mereka merasa jalanan Jakarta amat buas bagi mereka. Ketika mereka beraktivitas seperti ke kantor, ke mall, mereka selalu dihantui rasa takut. Tidak ada jalanan untuk kursi roda, kala itu. Tunanetra kesulitan untuk berpindah dari satu tempat ke satu tempat secara mandiri. Tunarungu sering kali kehilangan arah ketika sedang berpergian dan tidak tahu sed

Catatan Seorang Relawan #1

Gambar
  Hingga waktu berkata 'pantas', maka perpisahan tak lagi berbuah tangisan. Meski perpisahan tak pernah terasa mudah. Momen hari ini, hari-hari menjelang perpisahan menjadi salah satu momok menakutkan yang selalu berulang bagi saya. Sebetulnya jika bisa memilih, rasanya tak usahlah ada hari perpisahan, dan tak usahlah ada rasa sedih di hari-hari perpisahan. Tapi Allah sudah menciptakan itu, maka nikmatilah. Dulu, momen enam tahun bersama sahabat kecil waktu di sekolah dasar, lalu berpisah selepas pengumuman ujian nasional, menciptakan rasa benci tapi juga rindu. Begitu juga momen perpisahan dengan sahabat 'nakal' ketika di SMP dan SMA. Bagaimana sama-sama berproses menjadi remaja tanggung yang ingin mencoba banyak hal sampai melanggar norma apapun yang ada di muka bumi, hingga seringkali juga merasakan kebersamaan dan kebahagiaan ketika berseberangan dengan orang tua terkait bagaimana harus bersikap. Lalu diujung waktu harus dipisahkan dalam sebuah momen "

Rumit lalu Pamit

Januari, 2019 Hidup membentukku menjadi rumit. Namun, ada hati-hati baik yang dikirimkan Tuhan untuk membuat satu langkah lebih baik setiap harinya dengan cara yang sederhana. Di keremangan terbersit tanya, apakah aku melakukannnya karena benar-benar peduli atau mengikuti ego sebatas menghendaki diri menjadi bagian dari kepedulian sosial? Sebab perihal bahagia, tak perlu menjadi orang lain, jujur saja pada nuranimu. Sampai akhirnya, kita memilih untuk memperjuangkan apa yang kita rasa. Bukan memenuhi ambisi siapapun, bukan juga harus memaksakan semuanya bahagia dengan terpaksa. Karena bahagia letaknya di pintu rumah, ketika menjenguk rindu keluarga, ketika mengusap peluh ayah dan ibu di usia senjanya. Serta mendoakan pagi dan petang, memohonkan ampun atas segala khilaf. Coretan awal tahun, penanda akhir sesuatu. Denny Abdurrachman.

'manusia'

January 2019. Seiring berjalannya waktu, hidup mengajari untuk tak perlu menjadi aktivis, cukup menjadi 'manusia' saja. Boleh jadi, dengan menjadi 'manusia', lebih punya nilai keikhlasan, nilai kemanusiaan.  Boleh jadi juga lebih diridhoi Allah.  Sebab menasbihkan diri menjadi 'sesuatu' boleh jadi sebagai jalan pembuka datangnya keangkuhan. Mengikis ego diri karena merasa 'paling' itu sulit. Apalagi seperti saya ini, sejak dini sudah diajari untuk merasa paling ganteng. Betul bu Nunung Nurjanah ? Hehehehe